Kamis, 06 November 2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DESMINORE PADA REMAJA PUTRI


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DESMINORE PADA REMAJA PUTRI

I.     IDENTIFIKASI MASALAH
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan (Keikos, 2007). Menstruasi menurut Prawirohardjo (1999) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium. Walaupun menstruasi datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan fisik atau merasa tersiksa saat menjelang atau selama haid berlangsung (Blogdokter, 2007).
Salah satu ketidaknyamanan fisik saat menstruasi yaitu dismenore.
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi (Imcw, 2007). Dismenore dapat disertai dengan rasa mual, muntah, diare dan kram, sakit seperti kolik diperut. Beberapa wanita bahkan pingsan dan mabuk, keadaan ini muncul cukup hebat sehingga menyebabkan penderita mengalami “kelumpuhan” aktivitas untuk sementara (Youngson, 2002).
Kelainan yang selalu timbul tidak mungkin menyebabkan kematian seseorang, tetapi hal ini akan sangat menggangu syarafnya, kadang-kadang sampai mengalami penderitaan yang menahun dan kronis (Hartati, 1990).
Dismenore banyak dialami oleh para wanita. Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder (Info sehat, 2008).
Untuk para remaja perempuan desmonire merupakan momok tersendiri. Banyak remaja – remaja putri kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta yang mengalami desminore, tiap bulannya. Hal tersebut sangat mengganggu aktivitas belajar dan keseharian mereka. Oleh karena itu penulis tertarik untuk memberikan penyuluhan terntang nyeri haid / desminore, dengan harapan  remaja – remaja putri tersebut dapat mengetahui tentang desminore dan dapat melakukan pengobatan dengan benar.

II. PENGANTAR
Bidang studi               : Kebidanan Komunitas
Topik                           : Kesehatan Reproduksi
Sub Topik                    : Desminore pada wanita
Sasaran                        : Nn. A
Hari/ tanggal               : senin, 13 Oktober 2014
Jam                              : 16.00
Waktu                         : 20 menit
Tempat                        : Rumah Tn. S

III. TUJUAN  UMUM
                        Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit ini, diharapkan Sdri. G dan Sdri. N  dapat mengerti dan memahami tentang nyeri haid atau desminore dan dapat mengatasi nyeri haid yang dialaminya saat menstruasi

IV. TUJUAN  KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, remaja putri diharapkan dapat:
1.       Memahami pengertian  desminore
2.       Mengerti penyebab desminore
3.       Mengetahui tanda dan gejala desminore
4.       Mengetahui pengobatan untuk desminore

V. MATERI
Terlampir

VI. MEDIA
1.         Media SAP
2.         Power point (slide)
3.         leaflet

VII. METODE
1.       Ceramah
2.       Diskusi/ tanya jawab








VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
Waktu
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Peserta
1
3 menit
Pembukaan :
1.       a. Memberi salam
2.       b. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan
2
10 menit
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur
Materi :
1.       1. Pengertian desminore
2.       2. Penyebab
3.       3. Tanda dan Gejala
4.       4. Pengobatan
Menyimak dan mendengarkan
3.
5 menit
Evaluasi :
Meminta  remaja putri untuk menjelaskan kembali atau menyebutkan:
1.       Pengertian desminore
2.       Penyebab
3.       Tanda dan Gejala
4.       Pengobatan
Bertanya dan menjawab pertanyaan
4
2 menit
Penutup :
Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam
Menjawab salam

IX. EVALUASI
Metode Evaluasi         : Menyimpulkan dan tanya jawab
Jenis Pertanyaan          : Lisan
Jumlah Pertanyaan      : 4 butir pertanyaan

Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian desminore!
2. Sebutkan penyebab terjadinya desminore ?
3. Sebutkan tanda dan gejala desminore?
4. Sebutkan pengobatan desminore!
Jawaban
1.      Dismenorea didefinisikan sebagai nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari.
2.      -    Disminorrea primer
a.       Faktor Psikologis
b.      Faktor Endokrin
-          Disminorrea sekunder
a.       Anemia, pemakaian IUD, tumor
b.      Rahim terbalik, peradangan selaput lendir rahim
c.       Pertumbuhan jaringan endometrium di luar rongga rahim (endometriosis)
d.      Infeksi pelvis
3.      Tanda dan Gejala
a.       Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai
b.       Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.
c.       nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
d.      Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah
4.      Pengobatan
Pengobatan atau penatalaksanaan dari diminorrea ini dapat dilakukan dengan medis dan non medis.
1.      Terapi medis untuk perempuan yang mengalami disminorrea adalah :
a.       Pemberian obat analgetik  digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri
b.      Terapi Hormonal
Pengobatan hormonal untuk meredakan dismenore, dan lebih tepat diberikan pada wanita yang ingin menggunakan alat KB berupa pil. Jenis hormon yang diberikan progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi).
c.       Terapi dengan obat non steroid antiprostlagandin
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin digunakan untuk mengatasi dismenore primer.
2.      Terapi non Medis dapat dilakukan :
a.       Hangatkan bagian perut, dapat menyebabkan vasodilatasi dan mengurangi spasmodik uterus
b.      Masase daerah perut yang tersa nyeri, mengurangi nyeri karena ada stimulus sentuhan terapeutik
c.       Lakukan latihan ringan, dapat memeprbaiki aliran uterus dan tonus otot
d.      Lakukan tekhnik relaksasi, mengurangi tekanan untuk mendapatkan rileks
e.       Istirahat dan tidur


X. PENGESAHAN

Sasaran



Nn A
Yogyakarta, 11 Oktober 2014
Pemberi materi penyuluan


Tiazh oktaviani
201210105135
Mengetahui
Pembimbing PKL


Sri Ratnaningsih, S.ST











XI. LAMPIRAN MATERI

NYERI HAID PADA WANITA
( DESMINORE)

1.    Pengertian Nyeri Haid/Desminore
Menstruasi adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai dengan pelepasan endometrium. Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan perdarahan. Darah haid tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan potongan mukosa. Hanya jika terlalu banyak darah yang keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan-bekuan darah dalam darah haid.
Secara fisiologi haid dipengaruhi berbagai hormone GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) yang di keluarkan oleh hipotalamus dan memicu hipofisis anterior mengeluarkan hormone FSH. FSH memicu pematangan folikel di ovarium, sehinga terjadi sintesis estrogen dalam jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium (Penebalan dari endometium). Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing Hormon). LH akan mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesiskan progesteron. Progesteron sendiri menyebabkan perubahan sexkeretorix pada endometrium sehingga terjadi fase sexresi atau faseluteal.
Dismenorea didefinisikan sebagai nyeri haid yang sedemikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari.
Nyeri yang dirasakan selama menstruasi adalah normal namun apabila berlebihan, maka hal ini merupakan masalah. Terutama apabila nyeri ini sampai membatasi / mengganggu aktivitas sehari – hari atau sampai selalu membutuhkan obat penghilang rasa nyeri.
Nyeri haid atau disminore itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 2. Berdasarkan ada tidaknya kelainan ginekologis dan berdasarkan dengan intensitas nyerinya.

1)  Berdasarkan ada tidaknya kelainan ginekologis :
a.  Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik), yaitu dismenorea yang terjadi tanpa disertai adanya kelainan ginekologis. Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, dismenorea primer mudah terjadi. Faktor konstitusi erat kaitannya dengan faktor psikis, faktor ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri.
Dismenorea primer timbul sejak menarche, biasanya pada tahun pertama atau kedua haid. Biasanya terjadi pada usia antara 15-25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an. Nyeri biasanya terjadi beberapa jam sebelum atau setelah periode menstruasi dan dapat berlanjut hingga 48-72 jam. Nyeri diuraikan sebagai mirip-kejang, spasmodik, terlokalisasi pada perut bagian bawah (area suprapubik) dan dapat menjalar ke paha dan pinggang bawah. Dapat disertai dengan mual, muntah, diare, nyeri kepala, nyeri pinggang bawah, iritabilitas, rasa lelah dan sebagainya
b. Dismenorea sekunder (ekstrinsik, aquaired), yaitu dismenorea yang berkaitan dengan kelainan ginekologis, baik kelainan anatomi maupun proses patologis pada pelvis.
Dismenorea sekunder biasanya terjadi beberapa tahun setelah menarche, dapat juga dimulai setelah usia 25 tahun. Nyeri dimulai sejak 1-2 minggu sebelum menstruasi dan terus berlangsung hingga beberapa hari setelah menstruasi. Pada dismenorea sekunder dijumpai kelainan ginekologis seperti endometriosis, adenomiosis, kista ovarium, mioma uteri, radang pelvis dan lain-lain. Dapat pula disertai dengan dispareuni, kemandulan, dan perdarahan yang abnormal
2) Berdasarkan intensitas nyeri
a.    Dismenorea ringan, yaitu dismenorea dengan rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat sehingga perlu istirahat sejenak untuk menghilangkan nyeri, tanpa disertai pemakaian obat.
b.    Dismenorea sedang, yaitu dismenorea yang memerlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari-hari.
c.    Dismenorea berat, yaitu dismenorea yang memerlukan istirahat sedemikian lama dengan akibat meninggalkan aktivitas sehari-hari selama 1 hari atau lebih

2. Penyebab Nyeri Haid :
Penyebab dari nyeri haid ini adalah
a.       Disminorrea primer
Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab terjadi disminorrea primer, tetapi meskipun begitu patofisiologinya belum jelas terjadi. Etiologi dari disminorrea   primer  tersebut adalah:
1.    Faktor Psikologis
Biasanya terjadi pada remaja yang tidak stabil emosional tidak stabil, mempunyai ambang nyeri tang rendah, sehingga dengansedikit rangsangan nyeri, maka ia akan sangat merasakan kesakitan
2.   Faktor Endokrin
Pada umumnya haid ini dihubungkan dengan kontraksi uterus yang tidak bagus. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengaruh hormonal. Peningkatan produksi prostlagandin akan menyebabakan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga menimbulkan nyeri
b.      Disminorrea sekunder
Pada disminorrea sekunder etiologi yang mungkin terjadi adalah :
1.      Faktor konstitusi seperti anemia, pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan perdarahan, tumor atau fibroid
2.      Anomali uterus konginental, seperti : rahim yang terbalik, peradangan selaput lendir rahim,
3.      Endometriosis
Penyakit yang ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan endometrium di luar rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus menstruasi, lapisan endometrium ini akan bertambah sebagai persiapan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas dan dikeluarkan sebagai menstruasi.
Bagaimana lapisan endometrium ini dapat tumbuh di luar rahim? Biasanya tempat-tempat di luar rahim di mana lapisan endometrium ini tumbuh ialah pada indung telur (ovarium), belakang rahim (ligamen utero sacral),  saluran tuba fallopi dan kandung kemih. Penyebab endometriosis secara pasti belum diketahui, tapi ada beberapa teori yang diajukan selama ini, yaitu :
a.       Menstruasi retrograd, di mana sebagian aliran darah menstruasi dari rahim keluar ke rongga perut melalui saluran tuba fallopi.
b.      Gangguan sistem kekebalan yang memungkinkan sel-sel endometrium melekat dan berkembang.
c.        Kelainan genetis.
4.      Infeksi pelvis

3. Tanda dan Gejala
a.       Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai
b.      Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.
c.       nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
d.      Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah
4. Pengobatan
Pengobatan atau penatalaksanaan dari desminorrea ini dapat dilakukan dengan medis dan non medis.
1.    Terapi medis untuk perempuan yang mengalami disminorrea adalah :
a.    Pemberian obat analgetik  digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri. dapat menggunakan aspirin, asam mefenamat, asetaminofen, propofiksen (untuk Nyeri ringan), Promrtazin, oksikodon, butalbitat ( untuk Nyeri berat)
b.    Terapi Hormonal
Pengobatan hormonal untuk meredakan dismenore, dan lebih tepat diberikan pada wanita yang ingin menggunakan alat KB berupa pil. Jenis hormon yang diberikan progestin, pil kontrasepsi (estrogen rendah dan progesteron tinggi). Pemberian pil dari hari 5-25 siklus haid dengan dosis 5-10 mg/hari. Progesteron diberikan pada hari ke 16 sampai ke 25 siklus haid, setelah keluhan nyeri berkurang.
c.    Terapi dengan obat non steroid antiprostlagandin
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin digunakan untuk mengatasi dismenore primer. NSAIDs tidak boleh diberikan pada wanita hamil, penderita dengan gangguan saluran pencernaan, asma dan alergi terhadap jenis obat anti prostaglandin
2.    Terapi non Medis dapat dilakukan :
a.    Hangatkan bagian perut, dapat menyebabkan vasodilatasi dan mengurangi spasmodik uterus
b.    Masase daerah perut yang tersa nyeri, mengurangi nyeri karena ada stimulus sentuhan terapeutik
c.    Lakukan latihan ringan, dapat memeprbaiki aliran uterus dan tonus otot
d.   Lakukan tekhnik relaksasi, mengurangi tekanan untuk mendapatkan rileks
e.    Istirahat dan tidur







DAFTAR PUSTAKA

1.      Mitayani, 2012 Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika : Jakarta
2.      Arifin, 2009. Nyeri Haid. Majalah Dokter Kita Edisi 7- th II-2009.
3.      Aat, 2011. Psikologi Stres. Bandung: UNPAD.
4.      Genie, 2010, Kurangi Nyeri Haid dengan Terapi Energi Cair lewat http://m.okezone.com. yang di akses pada 04 Oktober 2014 11.45
5.      Isaacs, 2004. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
6.      Widayanto, 2009. Dismenorhoe. widayanto.com, di akses pada 04 Oktober 2014 11.45


Tidak ada komentar:

Posting Komentar