Kamis, 06 November 2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE

SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIARE





DisusunOleh:
TIAZH OKTAVIANI
201210105135

Pembimbing :
Sri Ratnaningsih, S.ST




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN `AISYIYAH
PRODI KEBIDANAN
YOGYAKARTA
2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)




I.   IDENTIFIKASI MASALAH
Penyakit diare atau berak mencret merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Jika bayi atau anak anda tiba-tiba mengalami perubahan dalam buang air besar dari biasanya, baik frekuensi / jumlah buang air yang menjadi  sering dan keluar dalam konsistensi cair daripada padat, maka itu adalah diare.
 Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari, dan bayi yang lebih besar akan mempunyai waktu buang air masing-masing, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu saja.  Dengan kata lain anda harus mengetahui apa yang normal buat bayi atau anak anda dari kebiasaan buang air besar mereka.
Diare atau gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan feses bayi encer dan/atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali perhari, dan kadang disertai muntah. Muntah dapat berlangsung singkat, namun diare bisa berlanjut sampai sepuluh hari.Pada banyak kasus, pengobatan tidak diperlukan. Bayi usia sampai enam bulan dengan diare dapat terlihat sangat sakit, akibat terlalu banyak cairan yang dikeluarkannya

II.  PENGANTAR
Bidang studi         :  Kesehatan Keluarga
Topik                     :  Penyakit Diare
Sub Topik              :  Jangan Anggap Remeh Diare
Sasaran                  :  Ny. N
Hari/Tanggal         :  11 Oktober 2014
Jam                        :  15.00 WIB
Waktu                   :  60 menit
Tempat                  :  Rumah Tn. S


III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan warga desa sukoharjo mengetahui bahaya penyakit diare tidak bisa dianggap remeh, karena merupakan salah satu penyakit yang berbahaya sehinggga diharapkan mereka dapat memahami bahaya diare dan bagaimana cara mengatasinya.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIM)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapakan warga dapat mengerti dan dapat menjelaskan kembali :
a.       Pengertian diare
b.      Penyebab diare
c.       Dampak diare jika tidak ditangani dengan baik
d.      Siapa yang dapat menangani diare
e.       Cara tepat menangani diare

V.   MATERI
       Terlampir.

VI.  METODE
  1. Tanya jawab
  2. Berbagi informasi

VII. MEDIA
  1. Materi SAP
  2. Leaflet

VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No.
Waktu
Kegiatan penyuluhan
Kegiatan peserta
1.
2 menit
Pembukaan :
  1. memberi salam
  2. menjelaskan susunan acara dan pembicaranya
  3. menjelaskan materi atau pokok bahasan yang akan disampaikan
Menjawab salam, mendengarkan dan memperhatikan
2.
30 menit
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara beraturan dan teratur.
Menyimak dan memperhatikan


Materi :
  1. pengertian diare
  2. Penyebab diare
  3. dampak diare
  4. Cara tepat mengatasi diare
  5. Siapa yang dapat menangani diare

3.
6 menit
Evaluasi :
  • Memperilahkan peserta untuk bertanya
  • Meminta peserta menjelaskan dan menyebutkan kembali :
  1. pengertian diare
  2. penyebab diare
  3. dampak diare
  4. Cara tepat mengatasi diare
  5. Siapa yang dapat menangani diare
Memberikan pujian atas keberhasilan ibu menjelaskan pertanyaan dan memperbaiki kesalahan serta menyimpulkan.
Bertanya dan menjawab pertanyaan
4.
2 menit
Penutup: Pembagian door prize, mengucapkan terima kasih, dan mengucapkan salam
Menjawab salam







IX. PENGASAN
Sasaran



Ny. R
Yogyakarta, 11 Oktober 2014
Pemberi materi penyuluan


Tiazh oktaviani
201210105135
Mengetahui
Pembimbing PKL


Sri Ratnaningsih, S.ST

X. EVALUASI
             a.            Bertanya kemali
            b.            Evaluasi bersama

XI. LAMPILAN MATERI
a.      Pengertian
Diare atau gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan feses bayi encer dan/atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali perhari, dan kadang disertai muntah. Muntah dapat berlangsung singkat, namun diare bisa berlanjut sampai sepuluh hari.Pada banyak kasus, pengobatan tidak diperlukan. Bayi usia sampai enam bulan dengan diare dapat terlihat sangat sakit, akibat terlalu banyak cairan yang dikeluarkannya.
Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari, dan bayi yang lebih besar akan mempunyai waktu buang air masing-masing, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu saja.  Dengan kata lain anda harus mengetahui apa yang NORMAL buat bayi atau anak anda dari kebiasaan buang air besar mereka.
Diare menyebabkan kehilangan garam (natrium) dan air secara cepat, yang sangat penting untuk hidup. Jika air dan garam tidak digantikan cepat, tubuh akan mengalami dehidrasi. Kematian terjadi jika kehilangan sampai 10% cairan tubuh. Diare berat dapat menyebabkan kematian.
Diare pada bayi
Diare pada bayi bisa mengakibatkan kematian. Sampai saat ini penyakit diare atau mencret masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan, angka penderita antara 150 sampai 430 per 1.000 penduduk setahunnya. Dengan berbagai upaya, angka kematian bayi dan anak akibat diare di rumah sakit sekarang dapat ditekan menjadi kurang dari tiga persen.
Selama ini banyak orangtua cenderung menganggap enteng apabila bayi atau anaknya mengalami gejala diare. Sering kali ketika diperiksa ke dokter, penderita sudah dalam keadaan terlambat, lemas, atau kekurangan cairan. Pada bayi berumur kurang dari satu bulan, dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari empat kali sehari. Sedangkan untuk bayi di atas satu bulan, bila frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali. Banyak faktor penyebab pada anak, diantaranya infeksi pada saluran pencernaan, yang bisa disebabkan oleh bakteri atau virus, atau oleh parasit seperti cacing, protozoa, atau jamur.
            Kematian yang diakibatkan oleh diare lebih sering karena tubuh mengalami dehidrasi, yaitu gejala kekurangan cairan dan elektrolit, maka setiap orangtua harus mengenali tanda-tanda dehidrasi. Misalnya, anak memperlihatkan gejala kehausan, berat badan turun, dan elastisitas kulit berkurang. Ini bisa dilakukan dengan cara mencubit kulit dinding perut. Bila terjadi dehidrasi, maka kulit dinding perut akan lebih lama kembali pulih.
Selain itu, tanda-tanda yang perlu dikenali adalah mata dan ubun-ubun besar tampak cekung; selaput lendir bibir, mulut serta kulit tampak kering. Apabila terjadi gejala dehidrasi seperti itu, maka upaya yang disarankan adalah memberi si anak minum satu gelas air setiap kali buang air besar. Selain cairan oralit, pengobaan pertama bisa diberikan dengan larutan garam atau larutan air tajin dicampur garam.


b.  Penyebab
  1. Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, tidak ada darah lendir, berbau asam. GE ( flu perut) terbanyak karena virus.
  2. Bakteri -  Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. Memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan.
  3. Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut. Perlu antiparasite
  4. Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
  5. Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
  6. Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.

b. Gejala Diare Akut ( Diare Mendadak) :
Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam. 
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
  1. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
  2. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut.  Karena virus ini dapat         bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari. 
  3. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
  4. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
  5. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

c. Jenis Diare
Penatalaksanaan diare bergantung pada jenis klinis penyakitnya, yang dengan mudah ditentukan saat anak pertama kali sakit. Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan. Empat jenis klinis diare antara lain:
  1. Diare akut bercampur air (termasuk kolera) yang berlangsung selama beberapa jam/hari: bahaya utamanya adalah dehidrasi, juga penurunan berat badan jika tidak diberikan makan/minum
  2. Diare akut bercampur darah (disentri): bahaya utama adalah kerusakan usus halus (intestinum), sepsis (infeksi bakteri dalam darah) dan malnutrisi (kurang gizi), dan komplikasi lain termasuk dehidrasi.
  3. Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih lama): bahaya utama adalah malnutrisi (kurang gizi) dan infeksi serius di luar usus halus, dehidrasi juga bisa terjadi.
  4. Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor): bahaya utama adalah infeksi sistemik (menyeluruh) berat, dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi (kekurangan) vitamin dan mineral.

d.  Penatalaksanaan
Anak dengan diare ringan dapat dirawat di rumah. Penatalaksanaan yang utama adalah menjaga agar asupan cairannya tercukupi, yaitu dengan memastikan anak tetap minum. Cairan ini dibutuhkan untuk menggantikan cairan yang hilang lewat muntah ataupun diare. Cairan sangat penting untuk diberikan, bahkan bila diare bertambah buruk.
Jangan berikan obat yang dapat mengurangi muntah atau diare. Obat-obatan itu tidak berguna dan berbahaya. Berikan sedikit cairan namun sering. Berikan cairan semulut penuh setiap 15 menit sekali, hal ini baik diberikan untuk anak anda yang sering muntah.  

e.  Hal yang harus diingat
  1. Bayi dan anak kecil mudah mengalami dehidrasi, oleh karena itu mereka butuh cairan yang diberikan sedikit namun sering.
  2. Bayi berusia di bawah enam bulan dengan diare perlu diperiksa oleh dokter setelah 6-12 jam penanganan diare.
  3. Beri minum setiap kali bayi muntah. Tetap berikan ASI untuk bayi yang masih menyusui. Bagi bayi yang minum susu formula, susu tetap diberikan sampai lebih dari 12-24 jam.
  4. Berikan anak yang lebih besar satu cangkir (150-200 ml) cairan untuk setiap muntah banyak atau diare.
  5. Teruskan pemberian makanan jika anak anda masih mau makan. Jangan sampai anak tidak mendapat asupan makanan sama sekali dalam 24 jam.
  6. Bayi atau anak anda sangat infeksius, jadi cuci tangan sampai bersih dengan sabun dan air hangat, khususnya sebelum memberi makan dan sesudah mengganti popok atau celana.
  7. Pisahkan anak atau bayi yang terkena diare dari anak atau bayi lain sebisa mungkin, sampai diare berhenti.              

f.  Tanda-tanda dehidrasi
Derajat dehidrasi dinilai dari tanda dan gejala yang menggambarkan kehilangan cairan tubuh. Pada tahap awal, yang ada hanya mulut kering dan rasa haus. Seiring meningkatnya dehidrasi, muncul tanda-tanda seperti: meningkatnya rasa haus, gelisah, elastisitas (turgor) kulit berkurang, membran mukosa kering, mata tampak cekung, ubun-ubun mencekung (pada bayi), dan tidak adanya air mata sekalipun menangis keras.
Dehidrasi minimal atau tanpa dehidrasi (kehilangan < 3% cairan tubuh)
  1. Status mental: baik, waspada
  2. Rasa haus: minum baik, mungkin menolak cairan
  3. Denyut nadi: normal
  4. Kualitas kecukupan isi nadi: normal
  5. Pernapasan: normal
  6. Mata: normal
  7. Air mata: ada
  8. Mulut dan lidah: lembap (basah)
  9. Elastisitas kulit: cepat kembali setelah dicubit
  10. Pengisian kapiler darah: normal
  11. Suhu lengan dan tungkai: hangat
  12. Produksi urin: normal sampai berkurang

Dehidrasi ringan sampai sedang (kehilangan 3 – 9% cairan tubuh)
  1. Status mental: normal, lesu, atau rewel
  2. Rasa haus: haus dan ingin minum terus
  3. Denyut nadi: normal sampai meningkat
  4. Kualitas kecukupan isi nadi: normal sampai berkurang
  5. Pernapasan: normal; cepat
  6. Mata: agak cekung
  7. Air mata: berkurang
  8. Mulut dan lidah: kering
  9. Elastisitas kulit: kembali sebelum 2 detik
  10. Pengisian kapiler darah: memanjang (lama)
  11. Suhu lengan dan tungkai: dingin
  12. Produksi urin: berkurang

Dehidrasi berat (kehilangan > 9% cairan tubuh)
  1. Status mental: lesu, sampai tidak sadar
  2. Rasa haus: minum sangat sedikit, sampai tidak bisa minum
  3. Denyut nadi: meningkat, sampai melemah pada keadaan berat
  4. Kualitas kecukupan isi nadi: lemah, sampai tidak teraba
  5. Pernapasan: dalam
  6. Mata: sangat cekung
  7. Air mata: tidak ada
  8. Mulut dan lidah: pecah-pecah
  9. Elastisitas kulit: kembali setelah 2 detik
  10. Pengisian kapiler darah: memanjang (lama), minimal
  11. Suhu lengan dan tungkai: dingin, biru
  12. Produksi urin: minimal (sangat sedikit)


g.  Penanganan di rumah
a. Pemberian makanan bayi
Jika ibu menyusui, ASI terus diberikan dan diberikan lebih sering. Bayi dengan susu formula boleh diberikan cairan rehidrasi oral selama 12 jam pertama, setelah itu dilanjutkan dengan pemberian susu formula lebih sedikit dari jumlah yang biasa diberikan, namun diberikan lebih sering.                

b. Cairan Rehidrasi Oral (CRO)/Clear fluid
Anak dengan diare harus terus minum CRO atau clear fluid. CRO yang kita kenal bisanya oralit (dalam bentuk kantung sachet dengan atau tanpa rasa tambahan) atau CRO khusus anak (yang tersedia dalam kemasan botol plastik dengan aneka rasa). Cairan tersebut dapat dibeli di apotek atau toko obat, tapi bila tidak tersedia dapat diberikan CRO lain seperti yang disebutkan di bawah ini. Untuk bayi hingga usia sembilan bulan, pembuatan CRO harus menggunakan air mendidih yang telah didinginkan. Cara membuat CRO :
·         Oralit            :satu sachet dilarutkan dengan dua gelas (400 ml) air
·         CRO khusus anak (kemasan botol) siap digunakan
·         Larutan gula :  satu sendok makan gula dilarutkan dengan dua gelas (200 ml) air
·         Limun (bukan yang rendah kalori) : satu gelas limun dilarutkan dgn 4 gelas (800mL) air
·         Jus Buah : satu gelas jus dilarutkan dengan empat gelas (800 ml) air
PERHATIAN: Minuman mengandung gula harus diencerkan, karena terlalu banyak gula pada bayi kecil dapat memperberat diare.
Satu bungkus oralit dapat digunakan untuk membuat 200 ml (1 gelas) larutan oralit. Cara pemberiannya :
·         Anak umur dibawah 12 bulan, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 0,5 gelas larutan oralit
·         Anak umur 1 – 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 3 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 1 gelas larutan orali
·         Anak umur 5 – 12 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 1,5 gelas larutan oralit
·         Anak umur lebih dari 12 tahun, 3 jam pertama diberikan 12 gelas dan setiap kali buang air besar (b.a.b.) diberikan 2 gelas larutan oralit
c.  Makanan
Anak awalnya akan menolak bila diberi makan. Hal ini bukan masalah selama CRO tetap diberikan. Anak dapat diberikan makanan apa saja yang mereka suka, dan berikan setiap kali mereka ingin makan, dan jenis makanan tidak dibatasi. Anak tidak boleh berhenti makan lebih dari 24 jam.

Berikut langkah-langkah untuk menangani diare anak di rumah
  1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan, seperti larutan oralit, makanan cair (seperti sup, air tajin) dan air matang. Jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan makanan padat, lebih baik beri oralit dan air matang daripada makanan cair.Berikan cairan tersebut sebanyak yang anak mau. Untuk oralit dijelaskan di bawah.Teruskan pemberian cairan tersebut sampai diare berhenti.Tetap memberi anak makanan
  1. Teruskan pemberian ASI
Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa diberikan. Untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan padat, dapat diberikan susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari.Bila anak berumur 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat:
·         Berikan bubur atau campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, daging, atau ikan. Tambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur tiap porsi.
·         Berikan sari buah segar atau pisang halus untuk menambah kalium.
·         Berikan makanan segar. Masak dan haluskan atau tumbuk makanan dengan baik.
·         Dorong anak untuk makan, berikan makanan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari.
·         Berikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan makanan tambahan setiap hari selama 2 minggu.

h.  Ke rumah sakit bila :
  1. Anak  tidak mau minum dan tetap muntah dan diare.
  2. Anak dengan diare yang sangat banyak (8-10 kali atau 2-3 kali diare dalam jumlah yang banyak), atau diare berlangsung lebih dari sepuluh hari.
  3. Anak muntah terus-menerus dan tidak bisa menerima asupan cairan.
  4. Anak dengan gejala dehidrasi yaitu tidak/jarang kencing, pucat, berat badan turun, kaki dan tangan dingin, mata cekung, susah bangun, tidak ada air mata ketika menangis, kencing berkurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam, mulut kering
  5. Anak dengan sakit perut hebat atau kolik. Pada bayi akan menangis kuat dan biasanya menekuk kaki, keringatan dan gelisah.
  6. Orangtua khawatir dengan alasan apapun.
  7. Diare disertai Darah  perlu pengobatan spesifik dengan antibiotika.
  8. Adanya panas tinggi (.38.5C) yang tidak turun dalam 2 hari.
  9. Muntah terus menerus - tidak dapat masuk makanan / asi .

i.  Pencegahan Diare:
1.      Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
2.      Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk  pemberian makanan pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
3.      Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakan makanan  untuk sikecil.
4.      Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.

j.  Diare dan Menyusui
Meningkatkan upaya menyusui dengan ASI pada bayi sampai usia 6 bulan dapat menyelamatkan kurang-lebih 1,5 juta bayi setiap tahunnya. Sampai dengan 55% kematian pada bayi akibat penyakit diare dan infeksi saluran napas akut terjadi akibat upaya menyusui yang tidak tepat. Upaya menyusui optimal bagi kesehatan anak dan pertumbuhannya adalah memberikan ASI dalam beberapa jam setelah melahirkan, ASI eksklusif selama enam bulan, memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) pada waktunya dengan makanan yang tepat, serta meneruskan memberikan ASI sampai umur dua tahun atau lebih.
Selama enam bulan pertama, bayi harus diberikan ASI eksklusif. Hal ini berarti bahwa bayi yang sehat hanya menerima ASI, dan tidak ada cairan lain termasuk air putih, teh, jus, dan susu formula. Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif lebih jarang mengalami diare atau mengalami kematian akibatnya, dibandingkan bayi yang tdak mendapatkan ASI, atau mendapatkan ASI tidak eksklusif. Memberikan ASI juga melindungi bayi dari risiko alergi, dan infeksi lain seperti penumonia.
Jika tidak memungkinkan memberikan ASI, susu sapi atau susu formula sebaiknya diberikan menggunakan cangkir. Hal ini mungkin sekalipun terhadap bayi kecil. Botol susu jangan digunakan karena sukar dibersihkan dan dengan mudah membawa organisme yang menyebabkan diare.
Risiko lain juga terjadi pada bayi yang mulai mendapatkan MPASI. Hal ini dikarenakan potensi kuman yang terdapat dalam makanan, dan kehilangan perlindungan dari ASI yang memiliki potensi anti infeksi. Untuk itu perlu mempersiapkan makanan bergizi, dan higienis dalam penyajiannya.

k.   Pengobatan Diare
Karena penyebab Diare akut / diare mendadak  tersering adalah Virus,  maka tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari.  Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.  Diare akut dapat  disembuhkan HANYA dengan meneruskan pemberian makanan seperti biasa dan minuman / cairan yang cukup saja.
Yang perlu diingat pengobatan BUKAN memberi obat untuk mengHENTIKAN diare, karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi makanan dari usus.  Mencoba menghentikan diare dengan obat seperti menyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akan memperburuk saluran tersebut.  
Oleh karena proses diare ini adalah mekanisme pertahanan dari tubuh,  akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari - ( 14 hari) dimana diare makin berisi - dari air ( watery) mulai berampas, berkurang frekuensi nya dan sembuh.

Pengobatan Diare yang Tepat
Tidak selamanya diare itu buruk. Sebenarnya diare adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Racun yang dihasilkan oleh virus, bakteri, parasit dan sebagainya akan dibuang keluar bersama dengan tinja yang encer.
Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah penyebab kematian pada penderita diare. Kondisi yang disebut dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan gangguan irama jantung dan menurunkan kesadaran pasien, kalau tidak diatasi bisa menimbulkan kematian.
Sebagian besar diare akut (diare mendadak) pada anak dapat disembuhkan hanya dengan pemberian cairan dan meneruskan pemberian makanan saja. Oleh sebab itu, inti dari pengobatan diare adalah memberikan cairan untuk menghindari terjadi dehidrasi.
Prinsip pengobatan diare adalah mencegah dehidrasi dengan pemberian oralit (rehidrasi) dan mengatasi penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti salah makan, bakteri, parasit, sampai radang. Pengobatan yang diberikan harus disesuaikan dengan klinis pasien.
Obat diare dibagi menjadi tiga, pertama kemoterapeutika yang memberantas penyebab diare .seperti bakteri atau parasit, obstipansia untuk menghilangkan gejala diare dan spasmolitik yang membantu menghilangkan kejang perut yang tidak menyenangkan. Sebaiknya jangan mengkonsumsi golongan kemoterapeutika tanpa resep dokter. Dokter akan menentukan obat yang disesuaikan dengan penyebab diarenya misal bakteri, parasit. Pemberian kemoterapeutika memiliki efek samping dan sebaiknya diminum sesuai petunjuk dokter
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.


l. Penggolongan Obat Diare
1.      Kemoterapeutika untuk terapi kausal yaitu memberantas bakteri penyebab diare seperti antibiotika, sulfonamide, kinolon dan furazolidon.
2.      RacecordilAnti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan yang tak kalah penting, tidak menyebabkan ketergantungan. Racecordil yang pertama kali dipasarkan di Perancis pada 1993 memenuhi semua syarat ideal tersebut.
3.      LoperamideLoperamide merupakan golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus. Obat diare ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Efek samping yang sering dijumpai adalah kolik abdomen (luka di bagian perut), sedangkan toleransi terhadap efek konstipasi jarang sekali terjadi.
4.      Nifuroxazide.Nifuroxazide adalah senyawa nitrofuran memiliki efek bakterisidal terhadap Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus, Staphylococcus dan Pseudomonas aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran pencernaan.Obat diare ini diindikasikan untuk dire akut, diare yang disebabkan oleh E. coli & Staphylococcus, kolopatis spesifik dan non spesifik, baik digunakan untuk anak-anak maupun dewasa.
5.      Dioctahedral smectite. Dioctahedral smectite (DS), suatu aluminosilikat nonsistemik berstruktur filitik, secara in vitro telah terbukti dapat melindungi barrier mukosa usus dan menyerap toksin, bakteri, serta rotavirus. Smectite mengubah sifat fisik mukus lambung dan melawan mukolisis yang diakibatkan oleh bakteri. Zat ini juga dapat memulihkan integritas mukosa usus seperti yang terlihat dari normalisasi rasio laktulose-manitol urin pada anak dengan diare akut.

Obstipansia untuk terapi simtomatis (menghilangkan gejala) yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara:
  1. Zat penekan peristaltik, sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin (difenoksilatdan loperamida), antokolinergik (atropine, ekstrak belladonna)
  2. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak (tannin) dan tannalbumin, garam-garam bismuth dan alumunium.
  3. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau yang adakalanya berasal dari makanan (udang, ikan). Termasuk di sini adalah juga musilago zat-zat lendir yang menutupi selaput lendir usus dan luka-lukanya dengan suatu lapisan pelindung seperti kaolin, pektin (suatu karbohidrat yang terdapat antara lain sdalam buah apel) dan garam-garam bismuth serta alumunium.
  4. Spasmolitik, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan oksifenonium.




XII. DAFTAR PUSTAKA

http://iklanbaris.bayisehat.com/ Sumber : Kompas, Rabu 12 September 2001
     (Depkes RI, 1999) : 21 Oktober 2007 Dikutip dari guideline Royal Children Hospital       Australia
Dan referensi dari WHO, juga www.guideline.gov  

1 komentar:

  1. terimakasih untuk informasinya, sebenarnya klo dibiarkan tanpa di obati, penyakit apapun bisa menjadi berbahaya,

    http://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-diare/

    BalasHapus