SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEHATAN
REPRODUKSI MENOPOUSE
DisusunOleh:
TIAZH OKTAVIANI
201210105135
Pembimbing :
Sri Ratnaningsih, S.ST
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN `AISYIYAH
PRODI KEBIDANAN
YOGYAKARTA
2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Kesehatan
reproduksi menopause merupakan bagian penting dalam program kesehatan dan
merupakan titik pusat sumber daya manusia mengingat pengaruhnya terhadap siklus
kehidupan dan merupakan rangkaian siklus dari masa konsepsi hingga masa lansia.
Kesehatn reproduksi menopause tidak lepas dari peranan diri sendiri dan
lingkungaan dimana seseotang tersebut tinggal. Keluarga bapak “AA” memiliki
seorang istri dengan usia 50 tahun yang memerlukan informasi tentang kesehatan
reproduksi menopause mengingat dari segi pendidikan keluarga tersebut tidak
begitu paham tentang kesehatan reproduksi menopause.
II. PENGANTAR
Bidang Studi : Kesehatan Reproduksi
Topik :
Kesehatan Reproduksi Menopause
Subtopik :
Hidup sehat di masa menopause
Sasaran :
Ny. R
Hari/Tanggal : Selasa,
14 Oktober 2014
Jam :
16.00
Waktu :
40 menit
Tempat :
Rumah Tn. “Y”
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah
mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Ny. D dapat mengerti dan memahami
tentang kesehatan reproduksi menopause.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah
mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Ny. D dapat menjawab pertanyaan tentang :
1. Pengertian menopause
2. Perubahan yang terjadi pada masa menopause
3. Tips menghadapi masa menopause
V. MATERI
Terlampir
VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Lefflet
VII. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
No
|
Waktu
|
Kegiatan
Penyuluh
|
Kegiatan
Peserta
|
|
1
|
3 menit
|
Pembukaan
:
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan
disampaikan
|
Menjawab
salam
Mendengarkan
dan memperhatikan
|
|
2
|
20 menit
|
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi
penyuluhan secara berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian
menopause
2. Perubahan
yang terjadi pada masa menopause
3. Tips
menghadapi masa menopause
|
Menyimak dan
memperhatikan
|
|
3
|
10 menit
|
Evaluasi
1. Memberi
kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
2. Memberi
kesempatan kepada untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan.
|
Merespon
dan bertanya
Merespon
dengan menjawab pertanyaan
|
|
4
|
3 menit
|
Penutup :
1. Menyimpulkan
materi yang telah disampaikan.
2. Menyampaikan
terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah diberikan oleh peserta.
3. Mengucapkan
salam penutup.
|
Menyimak
Menjawab salam
|
IX. EVALUASI
Metode Evaluasi :
Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
Lisan
Jumlah Soal :
3 soal
X. PENGESAHAN
|
Sasaran
Ny.R
|
Yogyakarta, 14
Oktober 2014
Pemberi materi
penyuluan
Tiazh oktaviani
201210105135
|
|
Mengetahui
Pembimbing PKL
Sri Ratnaningsih, S.ST
|
|
LAMPIRAN
Materi
MENOPAUSE
- Menopause
Menopause adalah suatu
fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang biasanya terjadi diatas
usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi
yang terjadi karena penurunan produksi hormon Estrogen yang dihasilkan Ovarium
(indung telur). Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila siklus
menstruasinya telah berhenti selama 12 bulan. Berhentinya haid tersebut
akan membawa dampak pada konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis.
- Tanda dan gejala Perubahan yang terjadi pada masa menopause
1.
Fisik
Ketika seseorang
memasuki masa menopause, fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan
linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala,
leher dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan
rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan
berdebar-debar (Hurlock, 1992). Beberapa keluhan fisik yang merupakan
tanda dan gejala dari menopause yaitu:
A.
Ketidakteraturan
Siklus Haid
Tanda paling umum adalah fluktuasi dalam
siklus haid, kadang kala haid muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus
berikutnya. Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang
sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Keadaan ini
sering mengesalkan wanita karena ia harus beberapa kali mengganti pembalut yang
dipakainya. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun
pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih.
B.
Gejolak
Rasa Panas
Arus panas biasanya timbul pada saat darah
haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti. Sheldon
H.C (dalam Rosetta Reitz, 1979) mengatakan “ kira-kira 60% wanita mengalami
arus panas”. Arus panas ini disertai oleh rasa menggelitik disekitar jari-jari,
kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh.
Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau
wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung
selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak.
Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal
ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi
depresi.
C.
Kekeringan
Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher
rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan
estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan
kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga
menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan, rasa sakit pada saat kencing.
Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. Keadaan ini sering kali
menimbulkan keluhan pada wanita bahwa frekuensi buang air kecilnya meningkat
dan tidak dapat menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa atau
orgasme.
D.
Perubahan
Warna Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas
kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang
elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian
bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini
menjadi lebih permanen dan jelas (Hurlock, 1992)
E.
Gejala perkemihan
Perubahan yang terjadi pada lapisan vagina juga terjadi pada saluran urethra. Urethra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Saluran urethra juga akan mengering, menipis dan berkurang keelastisannya akibat dari penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing, selalu ingin kencing dan ngompol
Perubahan yang terjadi pada lapisan vagina juga terjadi pada saluran urethra. Urethra adalah saluran yang menyalurkan air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Saluran urethra juga akan mengering, menipis dan berkurang keelastisannya akibat dari penurunan kadar estrogen. Perubahan ini akan menyebabkan wanita menopause rentan terkena infeksi saluran kencing, selalu ingin kencing dan ngompol
F.
Keringat
di Malam Hari
Berkeringat malam hari, bangun
bersimbah peluh. Sehingga perlu mengganti pakaian dimalam hari. Berkeringat
malam hari tidak saja menggangu tidur melainkan juga teman atau pasangan tidur.
Akibatnya diantara keduanya merasa lelah dan lebih mudah tersinggung, karena
tidak dapat tidur nyenyak.
G.
Sulit
Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi
hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari,
wajah memerah dan perubahan yang lain.
H.
Kerapuhan
Tulang
Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab
proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan
penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah
berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Biasanya kita
kehilangan 1% tulang dalam setahun akibat proses penuaan (mungkin ini yang
menyebabkan nyeri persendian), tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan
2% setahunnya. John Hutton (1984:35) memperkirakan sekitar 25% wanita
kehilangan tulang lebih cepat daripada proses menua. Menurunnya kadar estrogen
akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan.
Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali kalsium yang
terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh.
I.
Badan
Menjadi Gemuk
Banyak wanita yang menjadi gemuk selama
menopause. Rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk
dengan perilaku makan yang sembarangan. Banyak wanita yang bertambah berat
badannya pada masa menopause, hal ini disebabkan oleh faktor makanan ditambah
lagi karena kurang berolahraga.
J.
Penyakit
Ada beberapa
penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause. Dari sudut pandang
medik ada 2 (dua) perubahan paling penting yang terjadi pada waktu
menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh
darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis).
Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat menimbulkan gangguan seperti stroke
atau serangan jantung. Selain itu penyakit kanker juga lebih sering terjadi
pada orang yang berusia lanjut. Semakin lama kehidupan maka semakin besar
kemungkinan penyakit itu menyerang. Misalnya kanker payudara, kanker
rahim dan kanker ovarium. Kanker payudara lebih umum terjadi pada wanita yang
telah melampaui masa menopause.
Kanker rahim
adalah istilah luas untuk kanker yang terjadi di rahim, ada dua bagian rahim
yang dapat menjadi tempat bermulanya kanker. Yang pertama adalah serviks,
kanker ini terutama berjangkit pada wanita berusia diatas 30 tahun. Gejala yang
harus diperhatikan adalah pendarahan vagina setelah persetubuhan, pergetahan
vagina yang tidak biasa dan noda diantara haid. Sementara kanker indometrium
(kanker tubuh rahim) terutama menjangkiti wanita diatas usia 45 tahun, yang
paling menanggung resiko adalah yang pernah mendapat haid agak lambat, dan yang
mempunyai kombinasi antara tekanan darah tinggi, diabetes, dan berat tubuh
berlebih. Gejalanya adalah pendarahan tak normal, pendarahan antara haid,
keluaran darah yang lebih lama atau lebih kental dibandingkan biasanya, dan
pendarahan haid terakhir dalam menopause.
2.
Psikologi
Aspek
psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat penting peranan
dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi masalah-masalah yang
berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya
sangat menjadi kebanggaan sang lansia tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam
pendekatan eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek
organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan
lansia.
Beberapa gejala
psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung, sukar
tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas
dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya
tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan
anak-anak mereka, serta merasa kehilangan femininitas karena fungsi reproduksi
yang hilang. Beberapa keluhan psikologis
yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a. Ingatan Menurun
Gelaja ini
terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun
sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering
lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung
ingat.
b. Kecemasan
Banyak ibu-ibu
yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi pencemas.
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan
dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak
pernah dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota
sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering juga
diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang
telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang cemas
dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan dari ornag di
sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus cemas, meskipun orang-orang
disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi banyak juga ibu-ibu yang
mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang berarti dalam
kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan masa pubertas yang
dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana
ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang biasa-biasa
sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Adapun simtom-simtom
psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut
Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :
Suasana hati yaitu keadaan
yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat
tegang.
Pikiran yaitu keadaan pikiran
yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong,
membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak
berdaya.
Motivasi
yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi,
ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
Perilaku
gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti :
gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
Reaksi-reaksi
biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing,
berdebar-debar, mual, mulut kering.
Gangguan
kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang dipilih
secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan
berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat
kepada makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk
menghindari atau mengurangi bahaya atau ancaman.
Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat
dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari.
Bagaimana juga, bila kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu
situasi, hal itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis.
c. Mudah
tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat
dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap
sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan
datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang
sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap
sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku
tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang
terjadi dalam dirinya.
d. Stress
Tidak ada orang
yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia
menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan
pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke
dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi
produktivitas kerja dan menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau
dibiarkan dapat menggerogoti tubuh secara diam-diam.
Namun demikian
stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan dampak
positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung pada
bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan
atau tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu,
stress sangat individual sifatnya.
Respon orang
terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba jadi
pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya
konflik keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam
dua kategori psikologis dan fisiologis.
Di tingkat
psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan,
sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam
reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang
lebih sulit untuk dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap
sumber stress ini tergantung pada beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada
saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi stress tersebut.
e. Depresi
Dari
penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan
9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang
gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3%
wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan
demikian secara kasar dapat dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar
kemungkinan akan menderita depresi daripada pria.
Wanita yang
mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk
bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih
karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh
perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat
menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon
terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase
kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa
depresi yang dalam yang tidak sesuai atau proporsional dengan lingkungan
pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan.
Simton-simton
psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Marie
Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :
Suasana hati, ditandai dengan
kesedihan, kecemasan, mudah marah.
Berpikir, ditandai dengan mudah
hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri,
ragu-ragu, harga diri rendah.
Motivasi, ditandai dengan kurang
minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin
melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.
Perilaku gelisah terlihat dari
gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis, mengeluh.
Sintom biologis, ditandai dengan
hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur
terganggu, gelisah.
3. Tips menghadapi menopause
a. Makanan
Minuman
dan makanan yang harus dihindari untuk memperlambat datangnya menopause antara
lain kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah dan makanan
berlemak.
1) Mengkonsumsi makanan seimbang yaitu makanan
yang rendah lemak, makanan yang berkadar garam rendah dan mengandung sedikit
gula, perbanyak sayuran, buah-buahan, vitamin dan mineral
2) Jika tak suka susu, bisa diganti dengan
mengkonsumsi tahu, tempe, atau sayur,
dengan dosis yang lebih besar. Misalnya, 50 gram tempe atau 120 gram tahu yang
mengandung fitoestrogen, cukup untuk sehari.
3) Jangan terlalu lama saat merebus sayur,
karena vitaminnya akan larut dalam air. Begitu pula saat memasak, menggoreng
atau memanggang daging atau produk hewan lain.
4) Setiap kali makan, pilih satu saja makanan
yang digoreng, menu lainnya dimasak dengan cara lain. Sehingga, tidak
memperbanyak masuknya minyak ke dalam tubuh.
5) Jangan sembarangan mengonsum vitamin A dan D.
Dosisnya harus tepat, karena kedua vitamin itu tak bisa dikeluarkan begitu saja
dari dalam tubuh. Selain itu, jika terus dikonsumsi, bisa-bisa malah
menimbulkan racun di dalam tubuh.
b. Olahraga
Olahraga
secara teratur seperti jogging, berenang, naik sepeda, ataupun berdansa untuk
mempertahankan kebugaran. Dengan berolahraga, dapat menyehatkan jantung dan
tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh, dan dapat memperbaiki suasana
hati
c. Psikologis
Bersikap
sabar dan berusaha menerima kenyataan, karena bagaimana pun, menopause pasti
akan datang. Tentu saja, anggota keluarga yang lain harus lebih bijaksana
menghadapi sikap wanita yang menopause.
Selalu berpikiran positif, melakukan aktivitas
sosial dan tetap beribadah.
- Cara memperlambat menopause
Datangnya
masa menopause tidak perlu membuat diri kita menjadi cemas. Karena selain dapat
diatasi dengan terapi hormon pengganti, kehadiran menopause ternyata dapat
diperlambat dengan mengatur dan memulai kehidupan yang lebih sehat. Adapun
persiapan-persiapan yang dapat kita lakukan antara lain:
1. Berolah raga secara teratur.
Olah raga selain membantu mengurangi
datangnya gejala awal menopause, dapat pula meningkatkan kekuatan tulang.
Mulailah dengan olah raga seperti jalan kaki, jogging, meditasi, dan yoga.
2.
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium.
Mengkonsumsi makanan seperti susu, keju,
dan kacang-kacangan dapat mengurangi kekeroposan tulang. Telah terbukti bahwa
pemberian kalsium jangka panjang (12 tahun) dengan dosis 1,2-2,5 gr/hari dapat
menurunkan patah tulang sampai 50%. Pemberian kalsium jangka pendek dengan dosis
rendah tidak ada gunanya.
3.
Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.
Vitamin yang terkandung dalam buah-buahan
dan sayuran dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
4.
Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alkohol.
Minuman ini banyak mengandung kafein yang
dapat memperlambat penyerapan kalsium.
5.
Menghindari merokok.
Merokok dapat menyebabkan terjadinya
menopause lebih awal dan memudahkan kita terkena osteoporosis.
Dengan
cara ini, menopause yang kehadirannya tidak dapat dihindari dapat dihadapi
dengan lebih tenang dan aktivitas pun dapat terisi dengan lebih baik. Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan.
- Hubungan sexual pasangan menopause
Kehidupan seksual sesudah
menopause ternyata tidak mengalami perubahan pada 60% perempuan. Dua puluh
persen di antaranya mengalami peningkatan keinginan seksual dan 20% lagi
mengalami pengurangan. Karena tidak ada lagi risiko kehamilan, banyak perempuan
mempunyai keinginan seksual yang lebih besar dan bahkan kadang memperbaiki
hubungan antara pasangan. Memang, dalam kenyataannya, nafsu seksual tidak ada
hubungannya dengan produksi hormon pada saat atau sesudah menopause.
Penelitian di Amerika
menunjukkan bahwa perempuan masih tetap mempunyai nafsu seksual sampai pada
usia yang lebih tua dibanding kaum laki-laki. Setiap tujuh di antara 10
pasangan di Amerika masih tetap melakukan senggama sesudah usia 60 tahun.
Alasan utama berhentinya kegiatan seksual mereka biasanya disebabkan oleh
adanya gangguan kesehatan, yang biasanya terjadi pada pihak laki-laki. Kendati
demikian, sementara sebagian perempuan tidak mengalami perubahan pada
keinginannya untuk berhubungan seks, sebagian lainnya tidak peduli jika ia tidak
berhubungan dengan pasangannya selama berbulan-bulan.
Dengan cara ini, menopause
yang kehadirannya tidak dapat dihindari dapat dihadapi dengan lebih tenang dan
aktivitas pun dapat terisi dengan lebih baik. Pencegahan selalu lebih baik
daripada pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar