Jumat, 19 Februari 2016

LAPORAN KASUS BAYI BARU LAHIR




LAPORAN KASUS BAYI BARU LAHIR
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA By Ny I SEGERA SETELAH LAHIR DI RSKIA PKU MUHAMMADYAH KOTAGEDHE YOGYAKARTA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Akhir Praktik Klinik II

Dosen Pembimbing :
NURUL SOIMAH, S.ST., MH. Kes.


Disusun Oleh :
TIAZH OKTVIANI
201210105135


PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN  ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2016

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS BAYI BARU LAHIR
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA By Ny I SEGERA SETELAH LAHIR
DI RSKIA PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE
YOGYAKARTA


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas Praktik Klinik Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta

Tanggal : 7 Januari 2016


Pembimbing Lahan                                         Pembimbing Akademik



       (Gianisa W., Amd. Keb )                              ( Nurul Soimah, S.ST., MH. Kes )






KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “LAPORAN KASUS BAYI BARU LAHIR  ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA By Ny I SEGERA SETELAH LAHIR DI RSKIA PKU KOTAGEDE YOGYAKARTA”.Laporan studi kasus ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Kebidanan di Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Tetapi berkat usaha dan dukungan dari berbagai pihak, dengan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1.      Ibu Anjarwati, S.ST., MPH, selaku ketua prodi DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta
2.      Nurul Soimah, S.ST, MH. Kes., selaku dosen pembimbing pendidikan Praktik Klinik Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3.      Dosen-dosen  Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.
4.      Ibu Gianisa W., Amd. Keb, selaku pembimbing lahan (Clinical Instructur).
5.      Seluruh petugas RSKIA PKU kotagede Yogyakarta yang memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis di lahan praktik.
6.      Orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Akhir kata penulis ucapkan semoga laporan studi kasus ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca, walaupun laporan studi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan sebagai bahan perbaikan tulisan selanjutnya.
             
Yogyakarta,   Januari 2016
                                

                                                                                 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................ iii
Daftar I................................................................................................................... iv
Daftar Lampiran.................................................................................................       v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... ....... 1
A.    Latar Belakang............................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
D.    Manfaat........................................................................................................ 3
E.     Metode......................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................... 6
A.    Kehamilan ................................................................................................... 6
1.      Pengertian kehamilan ........................................................................... 7
2.      Diagnosa kehamilan.............................................................................. 8
3.      Manfaat antenatal care.......................................................................... 9
4.      Standar Pelayanan Ante Natal Care .................................................. 10
5.      Kunjungan Antenatal Care................................................................. 11
6.      Kriteria Keteraturan ANC ................................................................. 12
7.      Dampak Ibu Hamil Tidak ANC.......................................................... 13
8.      PATHWAY KEHAMILAN.............................................................. 14
BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................. 19
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... ..... 20    
BAB V PENUTUP................................................................................................ 20
1.      Kesimpulan................................................................................................ 21
2.      Saran.......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN







BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap faktor-faktor yang memperlemah kondisi seorang ibu hamil perlu diprioritaskan, seperti gizi yang rendah, anemia, dekatnya jarak antar kehamilan, dan buruknya hygiene. Disamping itu perlu dilakuan pula pembinaan kesehatan pranatal yang memadai dan penanggulangan faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal yaitu meliputi : perdarahan, hipertensi, infeksi, kelahiran preterm/bati berat lahir rendah, asfiksia, dan hipotermi (Prawirohardjo, 2009).
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian ibu dan bayi mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2004 sampai tahun 2007. Pada tahun 2004 angka kematian bayi (AKB) sekitar 30,8% per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu (AKI) sekitar 270 per 100 kelahiran. Pada tahun 2007 AKB mencapai 26,9% per 1000 kelahiran hidup dan AKI 248 per 100 kelahiran hidup. Kematian bayi baru lahir (neonatus) penyumbang kematian terbesar pada tinginya kematian balita dimana setiap tahun sekitar 36 bayi per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian tersebut adalah berat bayi lahir rendah, asfiksia, trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital (Salamah, 2011).
Angka kematian bayi neonatal (usia 0-28 hari) akibat asfiksia (tidak menangis dan tidak bernafas pada waktu lahir), di Indonesia masih tinggi. pelatihan manajemen asfiksia bayi baru lahir kepada bidan, mampu menurunkan angka kematian dari 5 per 1000 kelahiran hidup menjadi 2,7 per 1000 kelahiran hidup. Sehingga dapat diartikan bahawa pelatihan manajemen asfiksia yang diberikan kepada bidan maupun petugas kesehatan mampu mengurangi kematian sampai 46% (Tjiptono, 2007).
Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis tertarik untuk membuat laporan kasus yang berjudul “Asuhan kebidanan pada bayi Ny. “A” umur 0 hari dengan asfiksia berat di RSUD WONOSARI YOGYAKARTA ”.
1.2 Rumusan Masalah
Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang didapatkan selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan secara nyata, sesuai tugas dan wewenang bidan dan untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana asuhan kebidanan pada Bayi baru lahir dengan aksfiksia.
1.3.   Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a.       Mahasiswa dapat mengkaji dan mengidentifikasi data yang telah diperoleh.
b.      Mahasiswa dapat membuat diagnosa kebidanan berdasarkan data yang diperoleh.
c.       Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial berdasarkan data yang diperoleh.
d.      Mahasiswa mampu membuat tidakan segera, rujukan, kolaborasi kebutuhan segera sesuai dengan diagnosa potensial.
e.       Mahasiswa dapat memberikan rencana asuhan kebidanan yang akan diberikan.
f.       Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah di rencanakan sebelumnya dalam pelayanan dalam memeberikan asuhan pada bayi baru lahir dengan asfiksia .
g.      Mahasiswa dapat mengevaluasi dan mendokumentasikan setiap asuhan kebidanan.

1.4 Manfaat
1.      Bagi Lahan Praktek
Dapat mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia.
2.      Bagi Pembimbing
Dapat menyalurkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada mahasiswa dengan pembekalan ilmu yang lebih aplikatif.
3.      Bagi Pasien
Pasien akan mendapatkan informasi terkait dengan asfiksia.
4.      Bagi Mahasiswa
Menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa, dan memberi peluang bagi mahasiswa untuk menerapkan teori-teori yang diperolehnya dari kampus.


1.5 Metode
1. Referensi
Mencari referensi dari berbagai buku untuk di jadikan bahan acuan
2. Internet
Mencari materi dari internet sebagai tambahan dari pendamping dari sumber – sumber lain yang telah di peroleh
3. Diskusi
Mendiskusikan dengan Pembimbing Lahan dan Pembimbing Akademik apa saja yang perlu di bahas dalam laporan ini.











BAB II
TINAJAUAN TEORI

A.  Tinjauan medis
1.    Asfiksia
a.    Pengertian
      Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2010).
          Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan O2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (CO2 meningkat) dan asidosis. Asfiksia pada bayi baru lahir adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Menurut Sarwono (2009), Asfikia Neonatorum dapat dibagi dalam :
1)   Bayi Normal (Vigorous baby) skor apgar 7-10, dalam hal ini bayi dianggap sehat
2)   Asfiksia Sedang (Mild-moderate asphyxia)  skor apgar 4-6 pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari l00x/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
3)   Asfiksia berat: skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari l00x/menit, tonus otot buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada Asfiksia berat dengan henti jantung yaitu keadaan :
a)    Bunyi jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap.
b)   Bunyi jantung bayi menghilang post partum
b.    Faktor yang dapat menimbulkan gawat janin (asfiksia) :
1)   Faktor Resiko Antepartum :
a)      Primipara
b)      Penyakit pada ibu
(1)     Demam saat kehamilan
(2)     Hipertensi dalam kehamilan
(3)     Anemia
(4)     Diabetes Melitus
(5)     Penyakit hati dan ginjal
(6)     Penyakit kolagen dan pembuluh darah
c)        Riwayat kematian neonatus sebelumnya
d)       Penggunaan sedasi, analgesia atau anestesi
2)   Faktor Resiko Intrapartum :
a)    Malpresentasi
b)   Partus lama
c)    Persalinan yang sulit dan traumatic
d)   Mekonium dalam ketuban
e)    Ketuban pecah dini
f)    Induksi Oksitosin
g)   Prolaps tali pusat
3)   Faktor Resiko Janin
a)    Prematuritas
b)   Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
c)    Pertumbuhan janin terhambat
d)   Kelainan konginetal
c.    Patofisiologi
      Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia. Gejala klinik pada bayi baru lahir dengan asfiksia adalah bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100 x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap refleks rangsangan. Manifestasi klinis dari asfiksia pada bayi baru lahir adalah: serangan jantung, ptekie hemorragis,  jalan napas terganggu, sianosis dan kongestif (Saifuddin, 2002)
d.   Penanganan asfiksia pada bayi baru lahir, menurut Sarwono (2009) :
           Resusitasi yang efektif dapat merangsang pernafasan awal dan mencegah asfiksia progresif. Resusitasi bertujuan untuk memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital lainnya. Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi:
A- Memastikan saluran nafas terbuka :
1.    Meletakan bayi dalam posisi kepala defleksi, bahu diganjal
2.    Menghisap mulut, hidung dan kadang-kadang trakea
3.    Bila perlu, memasukan pipa endotrakeal (pipa ET) untuk memastikan saluran prnafasan terbuka.
B-  Memulai pernafasan
1.    Memakai rangsangan taktil untuk memulai pernafasan
2.    Mamakai VTP bila perlu, seperti : sungkup dan balon, pipa ET, mulut ke mulut (hibdarai paparan infeksi)
C-  Mempertahankan sirkulasi (peredaran) darah
Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada, pengobatan.
B.  Tinjauan asuhan kebidanan
1.    Pengkajian
         Menurut Muslihatun Wafi Nur dkk (2009), pengkajian merupakan suatu langkah awal yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien. Pada tahap ini semua data dasar dan informasi yang akurat dan lengkap tentang klien dikumpulkan dan dianalisis untuk mengevaluasi keadaan klien, maka pada pengkajian difokuskan pada:
a.    Data Subyektif
Menurut Saifuddin (2002), Data ini diperoleh dengan cara wawancara dengan petugas kesehatan dan keluarga pasien yang mengetahui keadaan pasien, yang meliputi :
1)   Identitas
a)    Identitas Pasien
1.   Nama, untuk membedakan pasien satu dengan yang lainnya.
2.   Tanggal/Jam Lahir, untuk memastikan usia dan sebagai identifikasi.
3.   Jenis Kelamin, membedakan pasien laki-laki dan perempuan dan sebagai identifikasi.
b)   Identitas penanggung jawab
1.   Nama, mengetahui orang tua yang bertanggung jawab tentang kesehatan anak.
2.   Umur, mengetahui umur orang tua, karena angka kejadian asfiksia meningkat pada persalinan yang berisiko. Pada usia ibu di bawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak kelahiranya terlalu dekat memungkinkan melahirkan bayi yang mengalami risiko tinggi seperti asfiksia, kejadian jarang terjadi pada usia ibu antara 26–35 tahun.
3.   Agama, untuk memperoleh informasi tentang agama yang dianut.
4.   Pendidikan, untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan atau dalam memberikan informasi mengenai suatu hal dengan menggunakan cara yang sesuai dengan pendidikan.
5.   Pekerjaan, untuk mengetahui apakah ibu terlalu lelah dalam pekerjaan yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh (Wiknjosastro, 2005).
6.   Suku/bangsa,     untuk mengetahui adat istiadat sehingga mempermudah dalam melaksanakan tindakan kebidanan (Wiknjosastro, 2005).
7.   Alamat, untuk mengetahui pasien tinggal dimana dan untuk mengetahui kekeliruan bila ada pasien dengan nama yang sama serta untuk keperluan kunjungan rumah (Wiknjosastro, 2005).
2)   Riwayat prenatal
a)    HPHT, mengetahui apakah umur kehamilannya aterm, preterm, posterm.
b)   HPL (hari perkiraan lahir) : untuk mengetahui waktu perkiraan kelahiran akan terjadi dan menentukan apakah dimulai waktu persalinan terjadi pada waktu preterm, aterm, posterm.
c)    Umur kehamilan, untuk mengetahui umur kehamilan.
d)   Kebiasaan ibu selama hamil, kebiasaan ibu selama hamil seperti perokok, peminum dapat menimbulkan dismaturitas janin atau IUGR.
e)    Riwayat penyakit kesehatan/kehamilan : riwayat penyakit/ kesehatan yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya perdarahan, antepartum, hidramnion, KPD, anemia, trauma fisik dan psikologis, infeksi akut dan penyakit jantung, dapat mempengaruhi terjadinya asfiksia.
f)    Riwayat antenatal care (ANC), mendeteksi secara dini komplikasi-komplikasi yang diderita ibu sehingga dapat diberikan penatalaksanaannya (Wiknjosastro, 2005).
3)   Riwayat intranatal
a)    Tanggal lahir, untuk mengetahui kapan bayi menyesuaikan diri dari lingkungan intra uterin ke lingkungan ekstra uteri.
b)   Tempat, dikaji untuk mengetahui dimana bayi dilahirkan apakah di RS, RB, polindes atau rumah pasien.
c)    Penolong, perlu dikaji untuk mengetahui pertolongan persalinan oleh dukun bayi atau tenaga kesehatan.
d)   Jenis persalinan, perlu dikaji apakah bayi baru lahir melalui persalinan spontan atau persalinan buatan.
e)    Lama persalinan, dikaji untuk mengetahui apakah selama proses persalinan terjadi partus lama atau tidak.
f)    Status ketuban, pecah ketuban merupakan tanda menjelang persalinan karena pecah ketuban merupakan predisposisi baik ibu maupun bayi, peningkatan resiko infeksi intra uterin jika ada ketuban pecah dini (Varney, 2001).
4)   Riwayat Post Natal
Keadaan bayi baru lahir membutuhkan tindakan atau resusitasi atau tidak.


5)   Pola Kebutuhan Sehari-hari
a)    Nutrisi, bayi asfiksia biasanya tampak lemah, sehingga jika bayi sudah bisa bernafas spontan segera susui pada ibunya. menghindari terjadinya hipoglikemia.
b)   Aktivitas, pada bayi dengan asfiksia gerakan otot jarang. (Wiknjosastro, 2005).
c)    Pola Tidur, bayi asfiksia lebih banyak tidur dari pada bangun.
d)   Personal Hygiene, memberikan rasa nyaman pada bayi.
b.    Data obyektif
1)   Pemeriksaan umum
a)    Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara keseluruhan sehingga mempermudah dalam memberikan asuhan persalinan (Prihardjo, 2007).
b)   Kesadaran
Keadaan pasien dengan kesadaran penuh mempermudah dalam memberikan asuhan persalinan (Prihardjo, 2007).
c)    Tanda-tanda vital
                                                i.     Nadi, untuk menilai apakah nadi pada bayi baru lahir dengan asfiksia normal atau tidak.
                                              ii.     Respirasi,  untuk mengetahui apakah pernafasan pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang normal atau tidak dan untuk mengevaluasi pernafasan apakah sudah normal atau tidak.
                                            iii.     Suhu, untuk menegetahui suhu pada bayi baru lahir dengan asfiksia sedang dan mengobservasi jika sewaktu waktu terjadi hipotermi.
d)   Berat Badan
Dikaji untuk menentukan pertambahan berat badan total, atau untuk membantu mengevaluasi penambahan berat badan.
e)    Panjang  badan
Dikaji untuk menentukan pertambahan panjang badan bayi baru lahir dan untuk mengevaluasi penambahan panjang badan.
f)    LILA
Untuk mengetahui berapa lingkar lengan atas bayi baru lahir, apakah normal atau tidak
2)   Pemeriksaan fisik
Menurut Prihardjo (2007), Pada pemeriksaan fisik dilakukan inspeksi, palpasi dan perkusi untuk mengetahui keadaan:
a)    Kepala, Untuk mengetahui bentuk kepala, kulit kepala dan  kebersihan rambut.
b)   Muka, Untuk mengetahui simetris atau bengkak apa tidak.
c)    Mata, Dilihat dari konjungtiva pucat atau tidak, ada tanda- tanda infeksi atau tidak.
d)   Hidung, Untuk mengetahui kebersihan hidung dan ada kelainan pada hidung atau tidak.
e)    Telinga, Untuk mengetahui kebersihan telinga.
f)    Mulut, Untuk mengetahui apakah ada kelainan pada bibir, lidah dan gigi.
g)   Leher, Untuk mengetahui ada pembesaran kelenjar.
h)   Dada, Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada pernafasan normal atau tidak.
i)     Abdomen, Untuk mengetahui simetris atau tidak dan terdapat benjolan abnormal atau tidak.
j)     Genetalia, Untuk mengetahui jenis kelamin pada bayi, dan terdapat labia mayora minora atau tidak, terdapat lubang uretra atau tidak.
k)   Anus, Untuk mengetahui adanya lubang pada anus atau tidak, karena kalau tidak ada anus kita curigai atresia ani.
l)     Ekstremitas, Untuk mengetahui  apakah simetris atau tidak, terdapat pembengkakan atau tidak dan apakah jari-jari pada bayi baru lahir lengkap apa tidak.
m) Reflek, Untuk mengetahui apakah reflek morrow, sukling, swallowing, rooting normal apa tidak
2.    Interpretasi Data
Interpretasi data dibentuk dari data dasar, dalam hal ini dapat berupa diagnosa kebidanan dan masalah.
a.    Diagnosa Kebidanan
Diagnosa yang dapat ditegakkan adalah diagnosa yang berkaitan dengan bayi baru lahir dengan asfiksia sedang.

b.    Masalah
Dikaji untuk mengetahui apakah bayi mempunyai masalah akibat asfiksia sedang.
3.    Diagnosa Potensial
Diagnosa yang mungkin akan timbul menurut pada bayi yang mengalami asfiksia sedang adalah bisa menyebabkan asfiksia berat.
4.    Antisipasi Masalah
Mengantisipasi masalah yang telah diidentifikasi dan melakukan rujukan ke RS yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap.
5.    Perencanaan
Dibuat untuk menentukan suatu rencana asuhan kebidanan sesuai dengan kasus yang ada pada kehamilan, meliputi:
a.    Pemberian informasi tentang bayi baru lahir dengan asfiksia
b.    Cegah kehilangan panas
c.    Lakukan pembebasan jalan nafas
d.   Lakukan rangasangan taktil
e.    Lakukan penilaian bayi
f.     Berikan imform consent pada ibu dan keluarga
g.    Dokumentasi
6.    Pelaksanaan
a.    Memberitahu pada ibu dan kelurga bahwa saat ini kondisi bayi kurang memungkinkan karena bayi tidak bisa menangis sehingga perlu dilakukan tindakan resusitasi.
b.    Mempertahankan suhu tubuh bayi
Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada diatas perut ibu bila tali pusat panjang. Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk menghilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui proses konduksi.
c.    Menghangatkan bagian dari dada bayi dengan meletakan bayi terlentang dibawah alat pemancar panas.
d.   Melakukan pembebasan jalan nafas
1)        Meletakan bayi telentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah dengan meletakan selimut atau handuk yang digulung dibawah bahu sehingga bahu terangkat 2-3 cm
2)        Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lender mulut dari hidung menggunakan dee lee. Bila air ketuban bercampur mekonium maka penghisapan dan trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung.
e.    Melakukan rangsangan taktil
1)        Atur posisi bayi kemudian usap-usap punggung bayi kearah atas untuk melancarkan peredaran darah
2)        Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan atau mempertahankan pernapasan
f.     Melakukan penilaian bayi
1)  Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
2)    Menghitung frekuensi DJJ bayi
3)    Menilai warna kulit bayi
g.    Memberikan inform consent pada ibu dan keluarga bahwa bayi akan dilakukan rujukan ke Rumah Sakit bila kondisi bayi yang tidak memungkinkan untuk dirawat di Rumah Bersalin, dan meminta persetujuan kepada keluarga untuk dilakukan rujukan ke Rumah Sakit
h.    Mendokumentasikan hasil pemeriksaan bayi ke dalam laporan rekam medik yang terdapat di Rumah Bersalin.
7.    Evaluasi
     Untuk menilai tindakan apa saja yang telah kita lakukan dari yang telah kita rencanakan yaitu pada kasus bayi baru lahir dengan asfiksia sedang.

C. Aspek Hukum
      Peraturan perundang-undangan yang melandasi tugas, fungsi dan praktik bidan salah satunya yang terdapat dalam PERMENKES RI no.1464/MENKES/PER/2010 sesuai dengan pasal 9 yaitu: Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi:
a.    Pelayanan kesehatan ibu
b.    Pelayanan kesehatan anak
c.    Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pasal 11
1.    Pelayanan kesehataan anak, sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah.
2.    Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk:
a.    Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menuyusu dini, injeksi vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat.
b.    Perawatan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.
c.    Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
d.   Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
e.    Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
f.     Pemberian konseling dan penyuluhan
g.    Pemberian surat keterangan kelahiran
h.    Pemberian surat keterangan kematian.
Pasal 13   
1.    Selain kewenangan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 10, pasal 11, dan pasal 12 bidan yang manjalankan program pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi:
a.    Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.
b.    Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan dibawah supervise dokter.
c.    Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
d.   Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
e.    Pemantauan tumbiuh kembang bayi, anak balita, anak prasekolah, dan anak sekolah
f.     Melaksanankan pelayanan kebidanan komunitas
g.    Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
h.    Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi
i.      Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program pemerintah.
2.    Pelayanan kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap infeksi menular seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan narkotika, Psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang dilatih untuk itu.











BAB III
TINJAUAN KASUS

Ny. I umur 35 tahun hamil G1P0A0 melakukan kunjunan KE RSKIA PKU kotagede Yogakarta saat ini ibu mengatakan tidak perut ibu sudah mulai merasa kenceng-kenceng dengan tinjauan kasus sebagai berikut : 

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI  NY “I
UMUR 0 HARI DENGAN ASFIKSIA BERAT
 DI RSKIA KOTAGEDE, YOGYAKARTA.

No. Register                            : 02874
Masuk RS tanggal                   : 8 Januari 2016
Di rawat di ruang                    : KBY

I.     PENGKAJIAN    Tanggal : 8 Januari 2016 Jam: 02.00 WIB
A.    Data subjektif
1.    Identitas bayi
Nama                        : Bayi Ny. I
Umur             : 0 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 8 Januari 2016           pukul : 00.25 WIB
2.    Identitas Orangtua
Nama                        :  Ny. I                                     Tn. A
Umur             : 35 tahun                                38 tahun
Agama          :  Islam                                                Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia                     Jawa/Indonesia
Pendidikan    :  S1                                         S1
Pekerjaan      : guru                                       Guru
Alamat          : Selokraman.
     
B.     Data subjektif
1.    Alasan Dirawat
Rujukan bidan bayi baru lahir dengan post date, ketuban meconial, dan asfiksia berat.
2.    Data Kebidanan
a.         Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
       Tidak ada.
b.        Riwayat kehamilan sekarang
Tidak terkaji karena ibu tidak bersalin di rumah sakit dan kasus ini merupakan rujukan dari bidan.
c.       Riwayat persalinan sekarang
Bayi Ny.I lahir spontan dan dirujuk oleh bidan atas indikasi postdate, ketuban mekonium, asfiksia berat.
BB : 3000 gram, PB : 49 cm, perempuan, A/S 3 menit : 1
d.      Riwayat Postnatal
Bayi lahir normal tanggal 8 Januari 2016 jam 00.25 WIB dengan asfiksia berat, tidak menangis, warna kulit kebiruan, tonus otot tidak aktif.
3.Data Kebutuhan Sehari-hari
a.       Nutrisi
Bayi belum diberikan nutrisi.
b.      Eliminasi
Sudah keluar mekonium
c.       Pola tidur
-
d.      Personal hygiene 
Selama di rumah sakit bayi disibin 2 kali sehari, di ganti pampers jika BAB.
B.  Data Objektif
1.        Keadaan umum      : lemah
2.        Kesadaran               : compos mentis
3.        Apgar Score            :
No
Nilai
1’
5’
1.
2.
3.
4.
5.
Denyut jantung
Usaha nafas
Tonus otot
Reflek
Warna kulit
1
1
0
0
1

1
1
1
0
1



3
4

II. INTERPRETASI DATA                Tanggal : 8 januari 2016      Jam :00.40 WIB
a.    Diagnosa kebidanan
Bayi baru lahir Ny. I umur 0 hari, lahir postterm, dengan asfiksia berat.
b. Data dasar:
S : Bayi lahir spontan jam 00.25 WIB.
O   : -     Keadaan umum           : lemah
        -  Apgar score           : menit 1   : 3
                                           menit 5   : 4
        -  warna kulit kemerahan, akral kebiruan
        - gerak tidak aktif
        - bayi menangis inadekuat/ merintih

III. DIAGNOSA POTENSIAL
Kejang
IV.   ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
1.    Melakukan resusitasi / oksigenasi
2.    Kolaborasi dengan dokter anak
V.  PERENCANAAN                       Tanggal : 8 januari 2016          Jam :00.40 WIB
1.    Observasi KU dan vital sign
2.    Lakukan resusitasi langkah awal
3.    Cegah hipotermi dan infeksi
4.    Berikan injeksi Vit.K 0,1 mL dan tetes mata
5.    Lakukan pemasangan oksigen
6.    Lakukan kolaborasi dengan dokter anak


VI.   PELAKSANAAN          Tanggal : 8 januari 2016          Jam :00.40 WIB
1.    Mengobservasi keadaan umum dan vital sign bayi
2.    Melakukan resusitasi BBL dengan cara:
a.    Mencuci  tangan dan memakai sarung tangan DTT
b.    Meletakkan bayi di infant warm
c.    Memposisikan bayi sedikit ekstensi
d.      Membersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir dengan menggunakan suctioning pada hidung 3cm dan mulut 5 cm.
e.    Mengeringkan dan memberikan rangsangan taktil dengan lembut (menggosok punggung bayi atau menyentil telapak kaki bayi dengan lembut)
f.     Mengatur posisi bayi kembali dengan kepala sedikit ekstensi.
g.    Menilai kembali pernafasan, denyut jantung,  dan warna kulit.
h.     Membereskan dan merendam alat dalam larutan klorin 0,5% dan  melepas serta mencuci sarung tangan pada larutan klorin 0,5% dengan cara membalik sarung tangan
i.      Mencuci  tangan dan memberitahu hasil tindakan yang telah dilakukan kepada keluarga.
3.      Mencegah infeksi dan hipotermia dengan:
a.    Meletakkan bayi ke dalam inkubator
b.    Mengganti popok atau pampers dan baju tiap kali basah terkena BAB dan BAK
c.    Melakukan perawatan tali pusat dengan cara mengeringkan dengan kassa steril.
d.   Menjaga kebersihan bayi tiap kali basah dengan waslap dan air hangat
e.    Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi.
4.         Penyuntikan Vit.K 0,1 mL di 1/3 atas paha kiri bagian luar dan memberi tetes mata
5.         Pemasangan oksigenasi lewat headbox 5 liter per menit.
6.         Hasil kolaborasi dengan dokter anak
a.       Melakukan pemasangan infus umbilikal D 10 % 5 tetes per menit
b.      Injeksi bicnat 1 cc + 3 cc D 5 %
c.       Injeksi cefotaxim 2 x 150 mg
d.      Injeksi ranitidin 2 x 6 mg
e.       Injeksi dexamethason 3 x  ampul
f.       Injeksi glibotik 50 gr
g.      Bolus RL 25 cc

VII.     EVALUASI     Tanggal : 8 januari 2016          Jam : 00.50 WIB
S : -
O : keadaan umum bayi lemah, tangis merintih, kulit kemerahan, akral kebiruan, vital sign : HR : 110 kali per manit, R: 62 kali per menit, S : 36, 5 áµ’C, saturasi O2 : belum dilakukan pemeriksaan
A : bayi Ny. “I” umur 0 hari jenis kelamin laki-laki dengan asfiksia berat
P : 1. Memeriksa vital sign
a.     Pukul 02.00 : S:36,5°C           R: 62 kali per menit     SatO2: -
b.    Pukul 05.00: S :36,8°C           R:62 kali per menit      SatO2:-
c.     Pukul 08.00: S : 36,1°C          R:52 kali per menit      SatO2:-
d.    Pukul 11.00: S: 36,1°C           R:50 kali per menit      SatO2:-
e.     Pukul 14.00 : S:37°C              R:52 kali per menit      SatO2:-
f.        Pukul 17.00 : S:36,8°C        R:50 kali per menit      SatO2:99/120
g.    Pukul 20.00 : S:36,7°C           R:61 kali per menit      SatO2:99/127
h.    Pukul 23.00 : S:37°C              R:50 kali per menit      SatO2:81/97
2.      Menjaga kehangatan tubuh bayi
-          Bayi sudah di masukan ke inkubator dengan S :
3.      Mengganti pampers jika BAB dan BAK
-          Bayi belum BAB dan BAK
4.      Menyibin bayi 2 kali sehari
-          Bayi telah disibin pukul 05.00 WIB dan 15.00 WIB



Data Perkembangan
Hari/ tanggal : 9 januari 2016         
S: -
O: Keadaan umum lemah, nafas reguler, O2 head box 5 liter per menit, warna kemerahan, akral kebiruan, PASI (+) , BAB(+), BAK (+).
A: By. Ny.I umur 1 hari dengan asfiksia berat
P :
1.      Memeriksa vital sign
a.       Pukul 08.00: S : 36,6C   R:46 kali per menit      SatO2:97/111
b.      Pukul 11.00: S: 37,1°C    R:42 kali per menit      SatO2:98/120
c.       Pukul 14.00 : S:37,4°C    R:56 kali per menit      SatO2:99/118
d.      Pukul 17.00 : S:36,1°C    R:40 kali per menit      SatO2:95/110
e.       Pukul 20.00 : S:36,9°C    R:56 kali per menit      SatO2:99/128
f.       Pukul 23.00 : S:36,4°C    R:44 kali per menit      SatO2:96/120
g.      Pukul 02.00 : S:36,8°C    R:42 kali per menit      SatO2:98/114
h.      Pukul 05.00 : S:36,6°C    R:46 kali per menit      SatO2:99/111
2.      Menjaga kehangatan tubuh bayi
-          Bayi masih dalam inkubator 
3.      Mengganti pampers jika BAB dan BAK
-          Bayi belum BAB dan BAK
4.      Memberikan injeksi dexa ¼  ampul pukul 12.00 WIB
-          Injeksi dexa telah diberikan melalui plug
5.      Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg pukul 17.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine dan glibotik telah diberikan melalui plug
6.      Memberikan injeksi dexa ¼  ampul pukul 20.00 WIB
-          Injeksi dexa telah diberikan melalui plug
7.      Menyibin bayi 2 kali sehari
-          Bayi telah disibin pukul 05.00 WIB dan 15.00 WIB
8.      Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg pukul 05.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine dan glibotik telah diberikan melalui plug

Hari/ tanggal : 10 januari 2016       
S: -
O: Keadaan umum sedang, nangis (+), nafas spontan, O2 nasal kanula 1 liter permenit, warna kulit agak pucat, PASI (+) , BAB(+), BAK (+), muntah (-)
A: By. Ny.I umur 2 hari dengan asfiksia berat
P :
1. Memeriksa vital sign
a.    Pukul 08.00: S : 36,8°C   R:44 kali per menit      SatO2:99/101
b.    Pukul 11.00: S: 37°C       R:50 kali per menit      SatO2:81/70
c.    Pukul 14.00 : S:37,1°C    R:40 kali per menit      SatO2:98/122
d.   Pukul 17.00 : S:36,7°C    R:50 kali per menit      SatO2:96/120
e.    Pukul 20.00 : S:36,7°C    R:50 kali per menit      SatO2:84/115
f.     Pukul 23.00 : S:36,5°C    R:52 kali per menit      SatO2:86/126
g.    Pukul 02.00 : S:36,4°C    R:46 kali per menit      SatO2:97/115
h.    Pukul 05.00 : S:36,4°C    R:46 kali per menit      SatO2:99/110
2. Menjaga kehangatan tubuh bayi
-          Bayi masih dalam inkubator
3. Mengganti pampers jika BAB dan BAK
-          Pampers sudah diganti jika bayi BAB dan BAK
4. Memberikan injeksi dexa ¼  ampul pukul 12.00 WIB
-          Injeksi dexa telah diberikan melalui plug
5. Menurunkan tekanan oksigenasi menjadi 1 liter permenit
-          Oksigenasi telah diturunkan menjadi 1 liter permenit
6. Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg pukul 17.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine dan glibotik telah diberikan melalui plug
7. Memberikan injeksi dexa ¼  ampul pukul 20.00 WIB
-          Injeksi dexa telah diberikan melalui plug
8. Menyibin bayi 2 kali sehari
-          Bayi telah disibin pukul 05.00 WIB dan 15.00 WIB
9. Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg pukul 05.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine dan glibotik telah diberikan melalui plug


Hari/ tanggal : 11 januari 2016       
S: -
O: KU sedang, nangis (+), nafas spontan, O2 nasal kanula 1 lpm, warna kulit pucat, PASI (+) , BAB(+), BAK (+), muntah (-)
A: By. Ny.I umur 3 hari dengan asfiksia berat
P :
1.     Memeriksa vital sign
a.       Pukul 08.00: S : 36,6°C R:40 kali per menit      SatO2:90/114
b.      Pukul 11.00: S: 36,6°C  R:40 kali per menit      SatO2:98/115
c.       Pukul 14.00 : S:36,9°C  R:44 kali per menit      SatO2:94/122
d.      Pukul 17.00 : S:37,3°C  R:44 kali per menit      SatO2:99/119
e.       Pukul 20.00 : S:36,8°C  R:46 kali per menit      SatO2:99/115
f.       Pukul 23.00 : S:37°C     R:54 kali per menit      SatO2:99/116
g.      Pukul 02.00 : S:3°C 8    R:50 kali per menit      SatO2:96/136
h.      Pukul 05.00 : S:36,2°C  R:42 kali per menit      SatO2:99/98
2.      Menjaga kehangatan tubuh bayi
-          Bayi masih dalam inkubator dengan S :
3.      Mengganti pampers jika BAB dan BAK
-          Pampers sudah diganti jika bayi BAB dan BAK
4.      Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg, ca gluc pukul 17.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine dan glibotik ca gluconas  telah diberikan melalui plug
5.      Memberikan injeksi dexa ¼  ampul pukul 20.00 WIB
-          Injeksi dexa telah diberikan melalui plug
6.      Menyibin bayi 2 kali sehari
-          Bayi telah disibin pukul 05.00 WIB dan 15.00 WIB
7.      Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg, dexa ¼ amp, ca glucunas pukul 05.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine, glibotik dan dexa  ca gluconas telah diberikan melalui plug

Hari/ tanggal : 12 januari 2016       
S: -
O: Keadaan umum sedang, nangis (+), nafas spontan, O2 nasal kanula 1 liter permenit, warna kulit pucat, PASI (+) , BAB(+), BAK (+), muntah (-)
A: By. Ny.i umur 4 hari dengan asfiksia berat
P :
1.      Memeriksa vital sign
a.       Pukul 08.00: S : 36,2°C   R:40 kali per menit      SatO2:95/109
b.      Pukul 11.00: S: 37,1°C    R:52 kali per menit      SatO2:98/110
c.       Pukul 14.00 : S:37,4°C    R:52 kali per menit      SatO2:99/110
d.      Pukul 17.00 : S:37,1°C    R:50 kali per menit      SatO2:99/132
e.       Pukul 20.00 : S:37,1°C    R:52 kali per menit      SatO2:99/132
f.       Pukul 23.00 : S:37,2°C    R:48 kali per menit      SatO2:99/120
g.      Pukul 02.00 : S:37,3°C    R:52 kali per menit      SatO2:99/105
h.      Pukul 05.00 : S:37,5°C    R:52 kali per menit      SatO2:96/140
2.      Menjaga kehangatan tubuh bayi
-          Bayi masih dalam inkubator
3.      Mengganti pampers jika BAB dan BAK
-          Pampers sudah diganti jika bayi BAB dan BAK
4.        Memberikan injeksi dexa 1/5 ampul pukul 12.00 WIB
-          Injeksi dexa telah diberikan.
5.      Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg, pukul 17.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine dan glibotik telah diberikan melalui plug
6.      Menyibin bayi 2 kali sehari
-          Bayi telah disibin pukul 05.00 WIB dan 15.00 WIB
7.      Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg, dexa ¼ ampul, pukul 05.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine, glibotik dan dexa  telah diberikan melalui plug

Hari/ tanggal : 13 januari 2016       
S: -
O: Keadaan umum sedang, nangis (+), nafas spontan, O2 nasal kanula 1 liter permenit, warna kulit kemerahan, PASI (+) , BAB(+), BAK (+), muntah (-)
A: By. Ny.i umur 5 hari dengan asfiksia berat
P :
1.    Memeriksa vital sign
a.    Pukul 08.00: S : 37°C           R:48 kali per menit      SatO2:80/62
b.    Pukul 11.00: S: 36°C            R:50 kali per menit      SatO2:99/145
c.    Pukul 14.00 : S:37,1°C         R:50 kali per menit      SatO2:99/126
d.   Pukul 17.00 : S:37,4°C         R:60 kali per menit      SatO2:99/120
e.    Pukul 20.00 : S:37,4°C         R:48 kali per menit      SatO2:88/109
f.     Pukul 23.00 : S:37,4°C         R:48 kali per menit      SatO2:99/168
g.    Pukul 02.00 : S:37,2°C         R:50 kali per menit      SatO2:99/138
h.    Pukul 05.00 : S:37°C            R:48 kali per menit      SatO2:99/150
2.      Menjaga kehangatan tubuh bayi
-          Bayi  telah dibedong.
3.      Mengganti pampers jika BAB dan BAK
-          Pampers sudah diganti jika bayi BAB dan BAK
4.      Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg, pukul 17.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine dan glibotik telah diberikan melalui plug
5.      Menyibin bayi 2 kali sehari
-          Bayi telah disibin pukul 05.00 WIB dan 15.00 WIB
6.      Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg, , pukul 05.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine dan glibotik telah diberikan melalui plug

Hari/ tanggal : 14 januari 2016       
S: -
O: Keadaan umum baik, nangis (+), nafas spontan, O2 (-) , warna kulit kemerahan, PASI (+) , BAB(+), BAK (+), muntah (-)
A: By. Ny.i umur 6 hari dengan asfiksia berat
P :
1.      Memeriksa vital sign
a.    Pukul 08.00: S : 36,7°C      R: 50 kali per menit    
b.    Pukul 11.00: S: 36,5°C       R: 50 kali per menit    
c.    Pukul 14.00 : S:37,5°C       R: 46 kali per menit    
d.   Pukul 17.00 : S:37,6°C       R: 48 kali per menit    
e.    Pukul 20.00 : S:37,1°C       R: 52 kali per menit    
f.Pukul 23.00 : S:37,7°C         R: 50 kali per menit
g.    Pukul 02.00 : S:38,1°C       R: 48 kali per menit    
h.    Pukul 05.00 : S:37,8°C       R: 48 kali per menit    
2.    Menjaga kehangatan tubuh bayi
-          Bayi  telah dibedong.
3.    Mengganti pampers jika BAB dan BAK
-          Pampers sudah diganti jika bayi BAB dan BAK
4.    Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg, pukul 17.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine dan glibotik telah diberikan melalui plug
5.    Menyibin bayi 2 kali sehari
-          Bayi telah disibin pukul 05.00 WIB dan 15.00 WIB
6.    Memberikan injeksi cefotaxim 150 mg, glibotik 25 mg, ranitidine 6 mg, , pukul 05.00 WIB
-          Injeksi cefotaxim, ranitidine dan glibotik telah diberikan melalui plug


Hari/ tanggal : 15 januari 2016       
S: -
O: Keadaan umum baik, nangis (+), nafas spontan, O2 (-) , warna kulit kemerahan, PASI (+) , BAB(+), BAK (+), muntah (-)
A: By. Ny.i umur 7 hari dengan asfiksia berat
P :
1.      Memeriksa vital sign
a.    Pukul 08.00: S : 37,1°C      R: 50 kali per menit    
b.    Pukul 11.00: S: 37,6°C       R: 48 kali per menit    
c.    Pukul 14.00 : S:36,2°C       R: 52 kali per menit    
d.   Pukul 17.00 : S:37,3°C       R: 54 kali per menit    
e.    Pukul 20.00 : S:37,5°C       R: 48 kali per menit    
f.Pukul 23.00 : S:37,8°C         R: 48 kali per menit
g.    Pukul 02.00 : S:37,3°C       R: 50 kali per menit    
h.    Pukul 05.00 : S:37°C          R: 52 kali per menit    
2.      Menjaga kehangatan tubuh bayi
-          Bayi  telah dibedong.
3.      Mengganti pampers jika BAB dan BAK
- Pampers sudah diganti jika bayi BAB dan BAK
4.    Menyibin bayi 2 kali sehari
-          Bayi telah disibin pukul 05.00 WIB dan 15.00 WIB
5.    Melakukan aff infus umbilikal
-          Infus umbilikal telah di lepas pukul 15.00 WIB
Memberikan obat oral cefotaxim  sendok teh
-          Obat telah diberikan pukul 17.00 WIB


Hari/ tanggal : 16 januari 2015       
S: -
O: Keadaan umum baik, nangis (+), nafas spontan, O2 (-) , warna kulit kemerahan, PASI (+) , BAB(+), BAK (+), muntah (-)
A: By. Ny.i umur 8 hari dengan asfiksia berat
P :
1.      Memeriksa vital sign
-          Pukul 08.00: S : 37,5°C            R: 48 kali per menit    
2.      Mengikuti visite dokter Roni
-          Pasien boleh pulang, pasien pulang pukul 10.30 WIB





BAB IV
PEMBAHASAN

  1. Pengkajian
Pengkajian Bayi. Ny. i dengan hasil pemeriksaan APGAR SCORE 1-3,  suhu: 36,50 C, pernapasan : 62 x/menit, antropometri berat badan : 3000 gr, panjang badan : 48 cm. Pengkajian yang dilakukan terhadap bayi baru lahir di RSKIA PKU kotagede Yogyakarta di lapangan sudah sesuai dengan teori dan tidak terdapat perbedaan pengkajian, data yang diperlukan baik dari data subyektif maupun data obyektif untuk memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir sudah mendukung sehingga kita bisa memberikan asuhan kebidanan secara tepat.
  1. Interpretasi Data
Interpretasi data, diagnosa Bayi baru lahir spontan pervaginam post date dengan asfiksia berat.  Ds: Bayi. Ny. i Lahir spontan pervaginam tanggal 8 januari 2016 dengan nafas lemah, tidak menangis. Dengan hasil Do: Suhu tubuh 36,50C, APGAR 1/3, BB: 3000 gr, PB: 48 cm, ekstremitas biru, R: 62 x/menit Masalah: Gangguan pemenuhan O2. Dengan kebutuhan melakukan HAIKAP.
Pada interpretasi data, baik diagnosa, masalah gangguan, dan kebutuhan untuk mengatasi masalah sudah sesuai dengan teori dan tidak ada perbedaan. Diagnosa didasarkan pada data-data yang di peroleh dari pengkajian yang sudah dilakukan yaitu dari subyektif dan data obyetif. Diagnosa masalah yang didapat adalah sudah sesuai dengan teori yang didasarkan pada pengkajian yang telah dilakukan, serta berdasarkan diagnosa yang ada. sehingga kebutuhan yang diberikan sudah sesuai dengan permasalahan yang ada.

  1. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial yaitu dapat terjadinya asfiksia berat pada bayi baru lahir, didasarkan pada pada keadaan bayi. Diagnosa potensial yang didapat sudah tepat karena sesuai dengan data- data yang sudah ada mulai dari pengkajian sampai dengan interpretasi, kemudian didasarkan pada diagnosa, dan permasalahan yang ada.
  1. Antisipasi/Tindakan Segera
Antisipasi tindakan segera yang harus dilakukan adalah dengan melakukan resusitasi, jika keadaan tidak membaik  segera dilakukan rujukan ke Rumah Sakit. Antisipasi/tindakan segera sudah dilakukan tidak ada perbedaan dan sudah sesuai dengan teori, antisipasi juga sudah didasarkan pada data-data yang mendukung  sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan secara cepat dan tepat dalam mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
  1. Perencanaan
Perencanaan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan pada bayi baru lahir dengan  asfiksia berat karena sudah didukung dengan data-data yang ada. Pada perencanaan yang akan diberikan asuhan kebidanan tidak terdapat perbedaan antara teori dengan praktik di lapangan.
  1. Pelaksanaan
Pelaksanaan yang diberikan yaitu: mencegah kehilangan panas, melakukan pembebasan jalan nafas, melakukan rangasangan taktil, melakukan penilaian bayi, melakukan langkah awal resusitasi. Pada pelaksanaan yang diberikan pada asuhan kebidanan bayi baru lahir sudah sesuai dengan perencaan dan dalam pelaksanaannya sesuai dengan teori dan tidak terdapat perbedaan antara teori dengan praktik dilapangan.
  1. Evaluasi
Evaluasi dari asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia sedang yaitu suhu tubuh bayi telah dipertahankan, pembebasan jalan nafas telah dilakukan, rangsangan taktil telah dilakukan, punggung telah diusap kearah atas, bayi sudah bernafas spontan, ibu dan keluarga  mengerti mengenai kondisi bayinya. Asuhan kebidanan yang diberikan sudah dapat mengatasi permasalahan yang ada dan sudah dilaksanakan sesuai dengan VII langkah Varney.





BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada bayi Ny. I dengan asfiksia berat maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Manajemen kebidanan dengan 7 langkah Varney dapat memecahkan masalah pada kasus bayi Ny. i umur 0 hari dengan asfiksia berat.
2.      Pengkajian data fokus yang ditemukan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
3.      Diagnosa potensial yang ditegakkan adalah asfiksia berat.
4.      Antisipasi tindakan segera yang dilakukan adalah mempertahankan suhu bayi dan melakukan resusitasi.
5.      Perencanaan tindakan yang dilakukan adalah berdasarkan diagnosa kebidanan, diagnosa masalah, diagnosa kebutuhan dan diagnosa potensial yang terjadi sebelumnya.
6.      Pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah sesuai dengan perencanaan tindakan yang ditetapkan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada bayi.
7.      Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari evaluasi yaitu keadaan bayi menjadi baik dan masalah yang dialami telah teratasi dengan baik.

B.     Saran
Berdasarkan data kesehatan di atas, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut :
1.   Bagi RSKIA kotagede Yogyakarta
Agar meningkatkan asuhan kebidanan pada bayi dengan kasus asfiksia.
2.   Bagi bidan
Agar dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan asuhan yang tepat pada kasus asfiksia secara 7 langkah varney.
3.   Bagi pasien
Agar dapat mengenali tanda bahaya dan dapat segera membawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
4.   Bagi institusi
Agar menambah jumlah buku sumber khususnya materi kehamilan dengan asfiksia dan penangannya untuk melengkapi referensi dalam penyusunan laporan magang dan semoga laporan ini dapat menjadi sumber bacaan serta acuan penyusunan laporan selanjutnya.
5.    Bagi penulis
Agar dapat menambah wawasan dan pengalaman kerja khususnya dalam menangani kasus asfiksia.








DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor no.1464/MENKES/SK/VII/2010 tentang  Registrasi dan praktik Bidan. Jakarta.
Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.
Muslihatun, Wafi Nur., Hidayat, Aziz Alimul., 2000. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Prawirohardjo, S. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, A. B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kebidanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Salmah. 2011. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta : EGC.           
Tjiptono, D. 2007. Angka Kematian Bayi akibat Asfiksia masih Tinggi. http:// Angka Kematian Bayi. com.  Diakses tanggal 14 Januari 2012.

Varney, H. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro., 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YPB-SP.